Makna Tazkiyatun Nafs dan Pentingnya Menjaga Hati

Tamantirto (11/07/2025) — Dalam Pengajian Ahad Enjang PRM Tamantirto Utara, Ustadz Mahfud Khoirul Amin mengajak jamaah untuk merenungi makna tazkiyatun nafs atau pensucian jiwa dan pentingnya menjaga hati, beliau menyampaikan tausiahnya dengan gaya khas yang penuh humor dan penuh kedalaman makna. Sangat sesuai dengan pesan pesan ayat suci yang dibacakan jamaah setiap kali sebelum masuk intin pengajian. .

Mengawali ceramah, sang penceramah menjelaskan bahwa tazkiyatun nafs berasal dari dua kata, yaitu tazkiyah yang berarti penyucian, dan nafs yang berarti jiwa atau hati. Maka tazkiyatun nafs adalah upaya untuk menyucikan hati, sebagaimana tubuh memerlukan mandi dan pakaian perlu dicuci. “Siraman rohani ini bukan untuk jasmani, tapi untuk hati kita,” ujar beliau.

Dalam penjelasannya, beliau mengutip hadis Nabi Muhammad SAW tentang pentingnya hati: “Di dalam tubuh ada segumpal daging; jika baik, maka baiklah seluruh tubuh. Jika rusak, rusaklah seluruh tubuh. Itulah hati.” Hal ini menjadi dasar urgensi menjaga kebersihan hati dari sifat buruk.

Beliau menegaskan bahwa hati (qalbun) memiliki sifat mudah berubah-ubah (yaqallibu), oleh karena itu manusia memerlukan doa yang senantiasa dipanjatkan: “Ya muqallibal qulub, tsabbit qalbi ‘ala dinik“, yang berarti “Wahai Zat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu.”

Untuk mengetahui lebih dalam tentang makna tazkiyatun nafs dan pengtingnya menjaga hati, beliau menjelaskan bahwa menurut Imam Al-Ghazali, ada tiga tahap dalam proses tazkiyatun nafs:

1. Memfokuskan hati dan pikiran kepada Allah.
   Dengan memperbanyak zikir, manusia akan merasakan ketenangan batin. Beliau 
   menyitir ayat Qur’an, “Alaa bidzikrillahi tatmainnul qulub” – “Hanya dengan 
   mengingat Allah hati menjadi tenang.”

2. Menanamkan sifat-sifat Allah dalam kehidupan sehari-hari.
   Manusia dianjurkan meneladani 99 nama dan sifat Allah dalam perilaku, seperti
   kasih sayang (Ar-Rahman), keadilan (Al-‘Adl), dan kelembutan (Al-Latif). 
   Menurutnya, inilah makna dari konsep ihsan—beribadah kepada Allah seolah-olah 
   melihat-Nya, dan jika tidak, yakin bahwa Allah melihat kita.

3. Membiasakan akhlakul karimah (akhlak mulia).
   Akhlak merupakan cerminan dari keimanan. Rasulullah bersabda: “Barang siapa yang 
   beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata baik atau diam.” 
   Dalam ceramahnya, beliau menyoroti pentingnya meninggalkan perkataan dan   
   perbuatan yang tidak bermanfaat, terutama bagi generasi muda yang kerap terbawa 
   arus gaya bicara yang kurang sopan.

Lebih jauh, beliau membahas tiga kondisi hati menurut Islam:

1. Qolbun Salim (hati yang sehat): Senang dalam ibadah dan amal saleh.
2. Qolbun Marid (hati yang sakit): Masih punya bisikan hati saat maksiat, namun
mulai melemah.
3. Qolbun Mayyit (hati yang mati): Tidak lagi merasa bersalah saat berbuat dosa.

Dengan penuh canda namun tetap serius, beliau juga mengkritik kecenderungan umat Islam yang lebih banyak mengalokasikan anggaran untuk perawatan jasmani daripada hati atau rohani. “Mana yang lebih penting, jasmani atau hati?” tanyanya kepada jamaah. “Hati!” jawab mereka kompak, disambung, “Tapi yang lebih besar anggarannya untuk badan!” disambut gelak tawa jamaah.

Ceramah juga menyinggung pentingnya berhati-hati dalam hidup, sebagaimana di jalan raya kita sering diingatkan dengan rambu “hati-hati”, bukan “mata-mata” atau “tangan-tangan”. Artinya, dalam hidup, hati harus dijadikan pengendali utama agar kita selamat di dunia dan akhirat.

Pengajian ditutup dengan doa bersama dan pantun penutup khas beliau:
“Jika ada sumur di ladang, bolehlah menumpang mandi. Jika ada umur panjang, bolehlah kita berjumpa kembali.”

Acara ini bukan sekadar pengajian, namun menjadi ruang refleksi penting bagi jamaah untuk meninjau ulang kondisi hatinya dan memperbaiki diri melalui jalan tazkiyatun nafs. (wd)

Untuk mendengarkan tausiah beliau bisa di lihat kembali pada channel Youtube PRM Tamantirto Utara atau klik tautan ini https://youtube.com/live/TBSAigZuZuc

Artikel Terbaru
  • prmtamantirto@gmail.com
  • Jl. Sunan Kudus No.1, Gatak, Tamantirto, Kec. Kasihan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55183