
Tamantirto 22 Agustus 2025 – Dalam suasana penuh kehangatan dan kekeluargaan, Ustadz Talqis hadir sebagai narasumber dalam Pengajian Ahad Enjang (27/07/25) yang diselenggarakan oleh Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Tamantirto Utara. Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang silaturahmi, tetapi juga menjadi momen penting dalam menyosialisasikan gagasan besar Muhammadiyah.
Di tengah perbedaan penentuan awal bulan Hijriah yang kerap memecah belah umat, Majelis Tarjih Pimpinan Pusat Muhammadiyah memperkenalkan terobosan signifikan; Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT). Inisiatif ambisius ini bertujuan menyatukan seluruh umat Islam di dunia dalam satu penanggalan seragam, sekaligus menjadi bukti kontribusi nyata Muhammadiyah terhadap peradaban Islam modern.
Peluncuran KHGT beberapa waktu lalu di UNISA (25/06/25) menjadi momen penting yang dihadiri delegasi dari berbagai negara; Mesir, Turki, Palestina, Sudan, Iran, dan Malaysia. Kebetulan Ustadz Talqis, turut mendampingi delegasi Palestina, yang pada kesempatan ini menyampaikan materi tentang KHGT di hadapan jamaah Pengajian Ahad Enjang.
“Alhamdulillah kita bertemu kembali, Bapak Ibu,” sapa Ustadz Talqis. “KHGT ini adalah upaya Muhammadiyah untuk menciptakan satu sistem penanggalan Hijriah yang berlaku seragam di seluruh dunia. Jadi, seluruh dunia tanggalnya sama.”
Acara dihadiri oleh Anggota Pimpinan Ranting Muhammadiyah dan Pimpinan Ranting Aisyiyah, serta para jamaah, berlangsung semarak. Dalam pemaparannya, Ustadz Talqis secara lugas menjelaskan konsep dan urgensi KHGT yang digagas Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah. Menurutnya, KHGT merupakan bentuk ijtihad kontemporer Muhammadiyah dalam rangka mewujudkan persatuan umat Islam secara global, melalui penyeragaman penanggalan Hijriah di seluruh dunia.
Ustadz Talqis menjelaskan bahwa ide KHGT ini merupakan kelanjutan dari semangat pembaruan yang dibawa oleh pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan, yang 100 tahun lalu mempelopori pelurusan arah kiblat. “Usahanya sudah dimulai seratus tahun yang lalu. Kemudian umat baru sadar, ‘Oh iya, kita perlu meluruskan arah kiblat salat kita.’ Maka dicek. Padahal itu sudah disampaikan KH Ahmad Dahlan, tapi ditolak-tolak,” paparnya.
Sama halnya dengan pelurusan kiblat, KHGT pun diperkirakan akan menghadapi pro dan kontra. Namun, Muhammadiyah optimis dengan pendekatan ilmiah dan syariat yang terpadu.
Ustadz Talqis menyoroti realitas perbedaan penetapan awal bulan hijriah yang kerap memecah belah umat, khususnya dalam menentukan awal Ramadan, Idul Fitri, dan Idul Adha. Dengan KHGT, perbedaan itu diharapkan dapat diakhiri.
“Dengan KHGT, kita ingin satu hari, satu tanggal, dan satu peradaban. Jadi, di mana pun umat Islam berada, tanggal hijriahnya akan sama. Ini adalah hadiah dari Muhammadiyah untuk dunia Islam,” tegasnya.
Melalui KHGT, Muhammadiyah tidak hanya mengedepankan syariat, tetapi juga memadukan pendekatan sains dan teknologi modern, khususnya ilmu falak dan astronomi. Penentuan awal bulan dilakukan dengan metode hisab (perhitungan astronomis) yang presisi, serta imkanur rukyah global, yakni kriteria visibilitas hilal di satu titik di dunia yang kemudian berlaku global.
KHGT berlandaskan pada hisab (perhitungan astronomi) yang presisi. “Orang hisab itu sudah diketahui kira-kira hari ini Magrib jam berapa, sudah ketahuan. Karena dihitung,” jelas Ustadz Talqis. Namun, ia menegaskan bahwa hisab tidak menafikan rukyah (melihat) hilal. “Meskipun KHGT berdasarkan dari hisab dihitung, tapi juga dirukyat. Orang yang rukyat, Bapak Ibu, misalkan, ‘Oh, enggak usah pakai hisab-hisaban, kita langsung rukyat.’ Enggak mungkin bisa ngerukyat tanpa hisab.”
Konsep Imkanur Rukyah Global menjadi kunci. Artinya, jika hilal memenuhi kriteria visibilitas dan dapat terlihat di satu tempat di dunia, maka awal bulan baru berlaku untuk seluruh dunia. Ini akan menghilangkan perbedaan dalam penentuan hari raya Idul Fitri, Idul Adha, waktu wukuf, hingga awal puasa Ramadan. “Harapannya adalah satu hari satu tanggal di seluruh dunia,” tegasnya
Dari UNIRES ke Peradaban Global
Dalam pembukanya, Ustadz Talqis juga berbagi cerita tentang perjalanan tugasnya dari tahun 2014 hingga kini, termasuk keterlibatannya dalam mendampingi mahasiswa di UNIRES UMY. Ia bahkan menyampaikan kemungkinan para jamaah dapat mengadakan pengajian di Dormitory baru yang akan resmi dikelola UMY mulai 1 September mendatang.
Humor ringan turut mewarnai suasana. Seperti saat Ustadz Talqis menyinggung sulitnya naik ke Dormitory tanpa lift, atau menyamakan hilal dengan janin empat bulan yang “ada tapi belum terlihat”. Tawa dan keakraban terasa kental dalam setiap analogi yang ia sampaikan.
KHGT bukan sekadar konsep lokal, hal ini menunjukkan betapa serius dan globalnya inisiatif ini. Muhammadiyah tidak hanya berbicara untuk Indonesia, tetapi mengambil peran dalam panggung peradaban Islam dunia.
Aplikasi dan Teknologi KHGT
Tak kalah menarik, Ustadz Talqis juga memperkenalkan aplikasi MASA Muhammadiyahsebagai platform digital KHGT. Melalui aplikasi ini, umat Islam dapat mengecek waktu salat, arah kiblat, tilawah harian, hingga tanggal-tanggal penting dalam kalender hijriah secara akurat di mana pun berada. GPS (Global Positioning System) akan menyesuaikan secara otomatis lokasi pengguna, bahkan jika mereka sedang di luar negeri.
“Sekarang umat Islam tidak perlu bingung lagi. Mau riyoyo (hari raya) kapan? Puasa mulai kapan? Cukup buka HP, semua sudah ada,” ujarnya disambut antusias para jamaah.
Di akhir pengajian, Ustadz Talqis menegaskan bahwa KHGT adalah “hadiah dari Muhammadiyah untuk umat Islam dunia.” Ia berharap kalender ini dapat menjadi solusi ilmiah dan praktis untuk menyatukan umat Islam di era globalisasi, sekaligus menjadi kontribusi nyata Muhammadiyah terhadap kemajuan peradaban Islam.
Penutup: Dukungan dan Harapan
Ketua PAE (Pengajian Ahad Enjang), H. Mohamad Mansur, M.Si., dalam penutupnya menyampaikan apresiasi mendalam atas pencerahan yang diberikan. Ia juga mengumumkan rencana menjadikan Ustadz Talqis sebagai pengisi tetap kajian rutin ke depan, mengingat keilmuan dan pendekatan komunikatif yang beliau miliki.
“Kami merasa mendapatkan pencerahan yang luar biasa. Ternyata penting sekali kita memahami kalender hijriah secara global,” ujar Pak Mansur, sambil mengajak jamaah untuk tidak melewatkan kajian selanjutnya dan soto hangat yang telah disiapkan panitia. (wd)
Untuk mendengarkan materi pengajian kunjungi Channel Youtube Pengajian Ahad Enjang atau klik https://www.youtube.com/watch?v=lga2MTx4GBk.
Donasi dakwah bisa disalurkan dikirim melalui Rekening Bank Syariah Indonesia (BSI, kode: 451) 𝟳𝟬𝟵 𝟵𝟭𝟵 𝟯𝟵𝟵𝟯 a.n PRM Tamantirto Utara