Meraih 4 Makna Hakiki Bulan Muharram 1447 H

Bantul, 01 Juli 2025. Dalam Pengajian Ahad Enjang yang digelar selepas Subuh, Jam 06:00, Ustadz Zaini Munir mengawali pengajian untuk menggunakan pedoman kalender hijriyah dengan KHGT (Kalender Hijriyah Global Tunggal) dalam melihat tanggal yang sesuai keputusan Muhammadiyah. Perbedaan dengan kalender hijriyah pemerintah, saat ini tanggal 3 Muharram sedangkan KHGT memasuki hari ke 4 bulan Muharram.

Dalam pengajian yang di selenggarakan di UNIRES Putra Universita Muhammadiyah Yogyakarta beliau menegaskan empat makna hakiki bulan Muharram, tentang keutamaan bulan Muharram di hadapan jamaah pengajian yang didominasi oleh ibu-ibu dan sedikit bapak-bapak. Ceramah berlangsung hangat, diselingi bahasa Jawa Kroma yang akrab di telinga hadirin.

Empat makna hakiki bulan Muharram tersebut adalah:

1. Muharram sebagai bulan harapan baik

Muharram ini bulan membawa harapan, bukan kesialan,” tegasnya. Ia mengingatkan jamaah untuk membaca doa memasuki bulan baru—di antaranya memohon keamanan, iman, keselamatan, keislaman, perlindungan dari setan, dan ridha Allah SWT. Pandangan yang menganggap “Suro” bulan sial, menurutnya, termasuk tiyarah (takhayul) dan dapat menjerumuskan pada syirik.

2. Bulan suci yang menuntut kesucian perilaku

Merujuk QS at-Taubah [9]:36, Ustadz Zaini menekankan bahwa Muharram tergolong arbaʿat-ul-ḥurum (empat bulan suci). “Perbuatan zalim—baik menumpahkan darah, merampas harta, maupun melukai kehormatan orang—dosanya berlipat di bulan ini,” ujarnya. Ia berpesan agar jamaah ekstra hati-hati: menahan lisan dari ghibah dan fitnah, menjauhi korupsi sekecil apa pun, serta tidak mencederai sesama.

3. Muharram, bulan amal saleh dengan penekanan puasa

Mengutip sejumlah hadits sahih, beliau memaparkan empat bentuk puasa yang dianjurkan:

Jenis PuasaTanggalKeterangan Ringkas
Puasa MutlakKapan saja di Muharram (kecuali sebulan penuh)“Puasa terbaik setelah Ramadan,” (HR Muslim).
Asyura10 MuharramMenghapus dosa setahun lalu.
Tasu’a–Asyura9–10 MuharramAgar tidak menyerupai praktik Yahudi yang hanya 10 Muharram.
Tiga Hari9-10-11 Muharram“Tingkat paling sempurna,” menurut Ibnu Qayyim.

Ustadz Zaini mengajak takmir masjid menggerakkan Gerakan Puasa Tasu’a–Asyura dan berbuka bersama jamaah. “Infak untuk buka jangan hanya satu dua orang; mari semua ikut berkontribusi,” serunya, disambut antusias ibu-ibu majelis taklim.

4. Waspada hadis palsu & amalan tak berdasar

Di akhir ceramah, beliau menegur maraknya pesan berantai tentang “salat Asyura” empat rakaat atau klaim dosa terampuni 50 tahun dengan sekali puasa di awal Muharram. “Hadis semacam itu maudu’ (palsu). Urusan ibadah jangan coba-coba—bohong atas nama Nabi, ancamannya neraka,” tandasnya.


Kesimpulan:

  • Muharram adalah momentum menumbuhkan optimisme, menjaga kesucian diri, serta memperbanyak amal—terutama puasa.
  • Anggapan bulan sial harus ditinggalkan; puasa 9–10 (dan jika mampu 9–10–11) Muharram dianjurkan kuat.
  • Jamaah diimbau kritis terhadap hadis/amal tak bersumber sahih dan menyalurkan infak secara kolektif.

Pengajian ditutup doa, dengan harapan seluruh amal di Muharram diterima Allah SWT sebagai bekal kebaikan sepanjang tahun. (wd)

NB: Bagi yang ingin mendengarkan ceramah beliau bisa mendengarkan melalui Chanel Youtube Pengajian Ahad Enjang atau langsung klik link berikut https://www.youtube.com/live/sYHeCTEpUfQ

  • prmtamantirto@gmail.com
  • Jl. Sunan Kudus No.1, Gatak, Tamantirto, Kec. Kasihan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55183